Review Jurnal

Kajian Seni Rupa dan Desain

Nama Anggota : - Febrian Koto (202146500741)
                           - Sayyida Nafisa (202146500710)  


TUGAS KELOMPOK REVIEW 20 JURNAL

JUNAL 1
  • Judul : Narasi Banalisme Filosofi Hindu Dalam Konten Wonderland Indonesia 2 Karya Alffy Rev
  • Objek : filosofi Hindu yang terdapat di dalam video Wonderland Indonesia 2 karya Alffy Rev
  •  Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis naratif dengan data sekunder teks berupa video di kanal youtube
  • Analisis : Naratif
  • Kesimpulan : Simpulan dari analisis narasi banalitas yang dilakukan oleh produser konten wonderland Indonesia, yakni Alffy Rev ialah: Pertama, kita sebagai generasi bangsa Indonesia diharuskan kembali melakukan pembacaan atas mitologi garuda dan nilai filosofinya dalam membebasan ibunda dan nilai perjuangan dan kemerdekaaanya. Kedua, kita sebagai generasi bangsa ini harus membaca kembali nilai perjuangan Majapahit dalam menyatukan nusantara dan menyambut kembali kehadiran  nusantara yang telah kembali sebagai simbol dari kondisi bangsa ini. Ketiga, kita dan harapan bangsa ini, terutama generasi muda kita membaca kembali nilai sejarah untuk dijadikan modal semangat penyatuan dan kesatuan bangsa.

    Pola narasi banalitas atas berabagai macam penyatuan seni tradisi dari berbagai daerah di Indonesia dan visualvisual costum serta alam menjadikan konsep kreasi karya komunikasi ini unik dan menarik. Banalitas yang tergambarkan dalam video wonderland Indonesia ini menunjukkan sistem konsep banalis yang mampu mengurai nilai kejahatan baik dari segi cerita, kejahatan menggabungkan elemen seni tradisi yang dilakukan oleh Alffy Rev dapat dikelola secara baik dan menarik dengan ragam kontinuitas konten yang dipadukan dengan berbagai macam sebni modern sebagai penggambaran pertemuan dunia imajinasi, sains, estetika dan teknologi yang dibarengi dengan pemikiran kritis produser (Alffy Rev) dalam berbagai situasi dan kondisi politik berbangsa dan bernegara. Dengan demikian sistem banalitas yang dikonstruk dapat memberikan ruang dialogis dalam berkarya dan ruang kritik pada berbagai golongan, kelompok, dan kaum-kaum yang berusaha merusak  kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

JURNAL 2

  • Judul : Pesan Persatuan Dalam Kebhinekaan Dalam Video Musik “Wonderland Indonesia” Oleh Alffy Ref Feat Novia Bachmid (Persepktif Simiotika Film)
  • Objek : Video Musik “Wonderland Indonesia” 
  • Metode : metode penelitian kualitatif dimana metode ini digunakan untuk mendeskripsikan pesan yang terdapat pada tayangan video klip musik “Wonderland Indonesia” melalui visualisasi dalam tayangan video klip musik tersebut.
  • Analisis : Analisis yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan analisis deskriptif guna mendeskripsikan bagaimana pesan tersebut coba disampaikan melalui bentuk visualisasi pada tayagan video klip tersebut secara terperinci.
  • Kesimpulan : Hasil dan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis video klip musik yang berjudul “Wonderland Indonesia” karya Allfy Rev feat Novia Bachmid ini adalah dimana pesan nilai rasa persatuan di dalam Kebhinekaan tergambar dengan jelas melalui beberapa shot yang secara jelas memvisualisasikan bagaimana keragaman atau kebhinekaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang dimana harus menjadi sebuah kekuatan yang mempersatukan seluruh warga negara Indonesia dan bukan malah menjadi boomerang sebagai pemecah belah bangsa Indoensia. Melalui teori simiotika film oleh Christian Metz kita dapat menganalisa bagaimana nilai-nilai persatuan dalam kebhinekaan disampaikan oleh komunikator dalam video klip musik ini kepada komunikan yang menjadi penonton atau yang menyaksikan video klip tersebut. Melalui teori dan konsep komunikasi massa maka kita dapat simpulkan bahwa video klip musik tersebut telah menyampaikan pesan kepada komunikan yakni para netizen secara luas dan dengan jumlah komunikan yang tidak terbatas. Hal ini dilakukan dengan menggunakan media  youtube dengan respon positif yang begitu besar terbukti dari jumlah tayangan yang melebih 2.5 juta orang dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan sejak pertama kali diunggah. Kefektifan dari penyampaian pesan tersebut juga terlihat dari banyaknya netizen yang menyukai video klip musik tersebut yang menembus angka 2.5 juta like juga dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan.
JURNAL 3
  • Judul : Pesan Nasionalisme dalam Video Musik ‘Wonderland Indonesia
  • Objek : Video Musik "Wonderland Indonesia"
  • Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan lebih menitikberatkan pada penelitian kualitatif
  • Analisis : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Charles Sanders Peirce
  • Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pesan nasionalisme dalam music video “Wonderland Indonesia” agar masyarakat Indonesia memiliki rasa bakti bagi Indonesia, memiliki keberanian dalam membela Indonesia, ketegaran diri agar tidak tergoyahkan, kesucian hati, serta memiliki semangat pantang menyerah dan semangat yang tidak pernah padam.
JURNAL 4
  • Judul : Dialog Antar Budaya: Interpretasi Video Musik Wonderland Indonesia
  • Objek : Video Musik Wonderland Indonesi
  • Metode Analisis : Analisis ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode semiotika 
  • Kesimpulan : Perjumpaan antar budaya dalam bentuk lirik, musik, sulih suara, dan gambar dalam video musik Wonderland Indonesia menyingkap aspek-aspek yang tersembunyi dalam sistem-sistem nilai yang selama ini mungkin tak disadari. Musik, kamera, dan lirik bekerja bersama-sama untuk menciptakan dialog antar budaya dalam video musik. Video musik dihadapkan pada kemungkinan cara baru menafsir dialog kultural. Sebuah proses memperkenalkan kompleksitas kebudayaan. Dalam dialog tampillah kebenaran lebih luas tentang partisipasi empatik masing-masing budaya. Dalam hubungan dialogis selalu dimungkinkan semacam saling keterkaitan tertentu dari sisi kemanusiaan. 

    Maka dialog pada praktiknya merupakan apresiasi atau pengamatan atas kelahiran dan eksistensi karya seni dari lapis-lapis budaya di tangan local genius (seniman) yang dirajut dalam video musik Wonderland Indonesia, direkatkan dalam media baru demi melangsungkan dan merawat kehidupan bangsa yang bhineka dan berusaha ika. Dari sini dapat disimpulkan bahwa interpretasi makna dalam objek material yang dikaji merupakan upaya dialog antar budaya lokal menuju ranah global.

    Penelitian ini menjadi bukti konstribusi bagi penciptaan karya seni dalam menawarkan dialog antar budaya lokal yang beragam melalui perwujudan video musik Wonderland Indonesia di era industri 4.0, juga sebagai upaya memberikan warna dari setiap daerah kebudayaan Indonesia yang plural. Video musik Wonderland Indonesia juga dapat dijadikan referensi bagi dunia periklanan dalam mempromosikan keunikan budaya melalui pertemuan dialogis-dialektis beragam lagu daerah, musik tradisional, dan visualisasi nusantar

JURNAL 5

  • Judul : Representasi Indonesia dalam Video Musik "Wonderland Indonesia"
  • Objek : Video Musik "Wonderland Indonesia"
  • Metode : menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif
  • Analisis : Semiotika Roland Barthes
  • Kesimpulan : Representasi merupakan pemroduksian makna dari suatu gagasan, tindakan, atau pernyataan dalam bentuk kode-kode tertentu melalui perantara atau media representasi, misalnya video musik. Pemaknaan sebuah objek yang direpresentasikan dapat dilakukan secara denotatif dan konotatif dengan menggunakan teori semiotik Roland Barthes. Dalam video musik "Wonderland Indonesia", Indonesia direpresentasikan sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan keragaman budaya.

    Kekayaan alam Indonesia digambarkan oleh keindahan laut dan hutan. Secara denotatif, ubur-ubur dan ikan pari yang ada dalam video tersebut menjelaskan contoh kekayaan laut Indonesia. Sementara motif batik yang ada pada sirip ikan pari terbang dapat dimaknai secara konotatif sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia. Selain laut, Indonesia juga memiliki hutan yang luas dengan banyak keanekaragaman hayati. Pemaknaan konotatif terlihat pada seorang perempuan bermata hijau sebagai simbol ibu pertiwi dan Zamrud Khatulistiwa. Kekayaan alam Indonesia juga diperlihatkan pada setiap pergantian lagu yang mewakili beberapa daerah di Indonesia.

    Sementara itu, keragaman budaya Indonesia dalam video musik "Wonderland Indonesia" dibuka oleh beberapa lagu daerah, seperti 1) Paris Barantai yang berasal dari Kalimantan Selatan beserta pakaian adat dan tarian adatnya, yakni Tari Burung Enggang, 2) Si Patokaan yang berasal dari Sulawesi Utara beserta pakaian adatnya, 3) Sajojo yang berasal dari Papua beserta pakaian adatnya, 4) Soleram yang berasal dari Riau beserta pakain adatnya, 5) Kampuang nan Jauh di Mato yang berasal dari Sumatera Barat beserta pakaian adat, rumah adat, dan tarian adatnya, yakni Tari Piring, 6) Mejangeran (Janger) yang berasal dari Bali lengkap dengan pakaian adat, para penari, serta alat musik bali, 7) Manuk Dadali yang berasal dari Jawa Barat beserta pakaian adatnya, 8) Anak Kambing Saya yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) beserta pakaian adatnya, dan 9) Lelo Ledhung yang berasal dari Jawa Tengah beserta pakaian adat dan rumah adat, yakni Joglo.

    Beberapa lagu yang dinyanyikan berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Papua, Jawa, dan Sumatra yang jika dimaknai secara konotatif merupakan simbol dari lima pulau terbesar di Indonesia. Sementara lagu yang berasal dari Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pemaknaan konotatifnya berkaitan dengan daerah yang terkenal dengan keindahan objek wisatanya.

    Meski memiliki banyak keragaman budaya, Indonesia adalah satu, yakni Bhineka Tunggal Ika. Hal ini dibuktikan dari adanya rekaman Bung Karno saat membacakan teks proklamasi sebagai simbol kemerdekaan bangsa. Setelah pembacaan teks proklamasi. dinyanyikan pula lagu “Bagimu Negeri sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia. Pada akhir video dimunculkan makhluk naga bersayap garuda yang dikaitkan dengan sosok Antaboga (Ontobugo) dan Garuda. Antaboga atau naga melekat pada budaya Jawa dan Buli. Perpaduannya dengan Garuda disimbolkan sebagai penjaga dunia atas dan dunia bawah.

JURNAL 6

  • Judul : Efektivitas Video Youtube "Wonderland Indonesia" by Alffy Rev (ft. Novia Bachmid) sebagai wadah untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kekayaan lagu daerah di Indonesia
  • Objek : Video Musik Woderland Indonesia
  • Metode : Pendekatan Etnografi Virtual
  • Analisis : Analisis deskriptif kualitatif
  • Kesimpulan : Lagu daerah adalah karya seni yang mengandung makna, pesan, dan budaya yang mencerminkan penduduk dari suatu daerah yang struktur, pola, dan iramanya sederhana, teknik pengucapannya menggunakan dialek bahasa setempat, serta memiliki fungsi sebagai pengiring sebuah pertunjukan atau upacara. Dalam video unggahan salah satu public figure di Indonesia yang berjudul “Wonderland Indonesia” by Alffy Rev (ft.Novia Bachmid) di akun youtube milikinya, konsep video yang merupakan berisi keberagaman di Indonesia termasuk lagu daerahnya, video tersebut mendapatkan tanggapan positif bagi pemakai media sosial di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebanyak 28 juta kali penayangan, dengan komentar sejumlah 229 ribu dan 2,8 juta likes, video tersebut sempat menjadi trending di berbagai platform media sosial wilayah Indonesia.   

JURNAL 7

  • Judul : Analisis Semiotik Lagu “Padamu Negeri” Dan Keterkaitannya Dengan Nilai Cinta Tanah Air
  • Objek : lagu padamu negeri yang dibawakan alffy rev pada video musik wonderland Indonesia
  • Metode : pendekatan kualitatif
  • Analisis : Semiotika Roland Barthes
  • Kesimpulan : Lagu “PadamuNegeri” karya Kusbini pada aransemen Alffy Rev menampilkan bentuk baru dengan gayakombinasi music tradisional dan EDM (Elektroric Dance Music). Analisa Semiotik menurut Roland Barthes terbagi dalam 2 bagian. Hasil dari Analisa lagu “Padamu Negeri” adalah makna denotasi lagu “PadamuNegeri” menunjukkan rasa cinta tanah air yang dinyatakan melalui janji untuk berbakti dan menyerahkan tenaga, waktu dan pikiran untuk kemajuan NKRI. Sementara makna konotasi yaitu mendukung semangat perjuangan bangsa sesuai dengan situasi kemerdekaan Indonesia. Diharapkanpenelitian ini dapat mengedukasi kawula muda agar mencintai tanah air dan menciptakan lagu-lagu yang bukan sekedar menghibur tetapi juga mengedukasi dan membuktikan rasa cintanya terhadap tanah air.

    Video yang dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap lagu daerah tersebut, diharapkan dapat mendorong masyarakat Inoneisa, lebih tepatnya generasi muda untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Indoensia agar kelak, penerus bangsa Indonesia mengetahui dan mempelajari kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam sebagai bentuk rasa cinta terhadap Bangsa Indonesia. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya perkembangan zaman dan globalisasi dapat menghambat proses pengenalan budaya Indonesia terhadap generasi penerus. Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan bahwa kebudayaan Indonesia tidak harus dijaga dan dilestarikan. Justru karena perkembangan zaman dan adanya globalisasi, generasi mudah dapat berkarya dan mengenalkan budaya Indonesia ke seluruh penjuru dunia sehingga di masa yang akan datang, budaya tersebut masih tetap ada dan masih menjadi ciri khas Indonesia.

JURNAL 8

  • Judul : Representasi Nasionalisme Dalam Video Klip “Wonderland Indonesia"
  • Objek : Video Klip “Wonderland Indonesia"
  • Metode : menggunakan deskriptif kualitatif
  • Analisis : semiotika roland barthes
  • Kesimpilan : Berdasarkan pada hasil temuan data penelitian mengenai, Representasi Nasionalisme yang terdapat dalam video klip “wonderland Indonesia”, melalui analisis semiotika model Roland Barthes, kemudian dioperasionalkan denganmenggunakan teori representasi, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : Representasi nasionalisme dalam video klip “wonderland Indonesia” ditunjukkan melalui keberagaman budaya Indonesia melalui penggunaan baju adat daerahnya sesuai dengan daerah penggalan lirik lagu dari adegan itu sendiri, mengenang jasa para pahlawan bangsa melalui penggunaan ikat kepala dan teks proklamasi. Kemudian terdapat nilai  nasionalisme cinta terhadap Tanah Air Indonesia, berdasarkan pada adegan yang terdapat dalam video klip, seperti menghormati Bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan yaitu, Padamu Negeri.
JURNAL 9

  • Judul : Representasi Nasionalisme dalam Video Klip Wonderland Indonesia oleh Alffy Rev
  • Objek :Video Klip Wonderland Indonesia 
  • Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif
  • Analisis : Analisis semiotika John Fiske
  • Kesimpilan : Nasionalisme direpresentasikan dalam video klip wonderland Indonesia sebagai negara yang memiliki alamkekayaan yang divisualisasikan dengan keindahan laut dan hutan, ubur-ubur dan ikan pari adalah bukti kekayaan Indonesia kekayaan laut. Kekayaan alam Indonesia ditampilkan dengan hijaunya pepohonan di setiap scene pergantian lagu daerah yang mewakili beberapa daerah di Indonesia. Keanekaragaman budaya Indonesia, dalam video klip Wonderland Indonesia dikemas dengan beberapa lagu daerah yang dibawakan oleh Novia, pakaian adat yang dikenakan Novia, tarian daerah dan rumah adat yang mewakili Indonesia. Sosok Antaboga dalam video klip ini dilambangkan sebagai sosok penjaga atas dunia dan dunia bawah negara Indonesia. Sedangkan kekuatan yang dimiliki oleh Antaboga adalah disimbolkan sebagai kekuatan untuk menghidupkan kembali semangat dan cinta tanah air yang telah memudar. Wonderland Indonesia merupakan video klip pertama di Indonesia yang menggunakan kombinasi modern elemen musik Electronic Dance Music (EDM) dengan elemen musik tradisional dan visual antara kursi nyata menggunakan teknologi CGI (Computer Generated Imagery). Negeri Ajaib Indonesia adalah perwujudan sosok Alffy Rev dari segi musik yang disajikan kental dengan ciri khas Alffy Rev, perpaduan antara musik tradisional dan modern menjadi instrumen utamanya dalam setiap karyanya.
JURNAL 10

  • Judul : Representasi Kebudayaan Indonesia Dalam Musik Video Wonderland Indonesia Karya Alffy Rev (Analisis Semiotika Charles Sander Pierce).
  • Objek : Musik Video Wonderland Indonesia
  • Metode : metode penelitian kualitatif dimana metode ini digunakan untuk mendeskripsikan pesan yang terdapat pada tayangan video klip musik “Wonderland Indonesia” melalui visualisasi dalam tayangan video klip musik tersebut.
  • Analisis : Analisis yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan analisis deskriptif guna mendeskripsikan bagaimana pesan tersebut coba disampaikan melalui bentuk visualisasi pada tayagan video klip tersebut secara terperinci.
  • Kesimpulan : Hasil dan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis video klip musik yang berjudul “Wonderland Indonesia” karya Allfy Rev feat Novia Bachmid ini adalah dimana pesan nilai rasa persatuan di dalam Kebhinekaan tergambar dengan jelas melalui beberapa shot yang secara jelas memvisualisasikan bagaimana keragaman atau kebhinekaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang dimana harus menjadi sebuah kekuatan yang mempersatukan seluruh warga negara Indonesia dan bukan malah menjadi boomerang sebagai pemecah belah bangsa Indoensia. Melalui teori simiotika film oleh Christian Metz kita dapat menganalisa bagaimana nilai-nilai persatuan dalam kebhinekaan disampaikan oleh komunikator dalam video klip musik ini kepada komunikan yang menjadi penonton atau yang menyaksikan video klip tersebut. Melalui teori dan konsep komunikasi massa maka kita dapat simpulkan bahwa video klip musik tersebut telah menyampaikan pesan kepada komunikan yakni para netizen secara luas dan dengan jumlah komunikan yang tidak terbatas. Hal ini dilakukan dengan menggunakan media  youtube dengan respon positif yang begitu besar terbukti dari jumlah tayangan yang melebih 2.5 juta orang dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan sejak pertama kali diunggah. Kefektifan dari penyampaian pesan tersebut juga terlihat dari banyaknya netizen yang menyukai video klip musik tersebut yang menembus angka 2.5 juta like juga dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan.

JURNAL 11
  • Judul : Membangun Kembali Sikap Nasionalisme Bangsa Indonesia Dalam Menangkal Budaya Asing Di Era Globalisasi
  • Objek : Budaya Asing
  • Metode : Kualitatif
  • Analisis : analisis ini menggunakan analisis deskriptif. cara yang digunakan melalui pengumpulan data
  • Kesimpilan : hasil dari kesimpulan ini bahwa Pengaruh kebudayaan barat bagi Bangsa Indonesia bahwa kebudayaan barat itu dapat berpengruh positif apabila orang-orang Indonesia mampu memilih pergaulan yang baik dan benar dari kebudayaan barat misalnya meniru dalam sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari, mempelajari teknologi informasi dengan baik dan benar sebagai media belajar.
    Pengaruh kebudayaan barat bagi Bangsa Indonesia bahwa kebudayaan barat bersifat negatif karena kebanyakan orang-orang barat bertingkah laku yang melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia seperti misalnya pergaulan bebas baik itu pada anak remaja maupun pada orang tua, minum-minuman keras, mabuk-mabukan, memakai tindik, dan bertato. 

JURNAL 12
  • Judul : Tantangan Nasionalisme Indonesia Dalam Era Globalisasi
  • Objek : Nasionalisme Indonesia
  • Metode : kualitatif
  • Analisis : analisis ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan basis data serta untuk menguak fenomena historis masa lampau
  • Kesimpulan : Nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme sempit dan bukan pula suatu nasionalisme anakronistis: “survival of barbarism” maupun sebagai “[the] spirit of archaism’ yang mendasari “the nationalistic craze for distinctiveness and cultural self-sufficiency”. Memang pada saat ini, banyak orang yang menganggap nasionalisme dan produk-produk turunannya seperti negara-bangsa (nation-state) dikatakan sudah kuno; namun banyak pula yang melihat bahwa nasionalisme dan produk turunannya itu masih masih relevan, bahkan sangat berguna untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan suatu bangsa. Adanya dikhotomi yang ekstrem antara tugas-tugas fenomena historis nasionalisme, modernisme, bahkan post-modernisme, sebetulnya hanya akan menyesatkan, mengingat nasionalisme juga pada dasarnya merupakan visi masa depan (nationalism is a vision of the future).
JURNAL 13
  • Judul : Nasionalisme Dalam Perubahan Di Indonesia 
  • Objek : Adaptasi atau Transplatasi Nasionalisme Indoesia
  • Metode  : Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah mempunyai empat tahapan kerja, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
  • Analisis : pengumpulan data atau historiografi adalah bagian dari cara mencermati dan menganalisis sebuah sejarah
  • Kesimpulan : Pemahaman nasionalisme di Indonesia dari waktu ke waktu berubah, sesuai dengan jiwa zamannya. Pada masa pergerakan nasional, nasionalisme dipahami sebagai lawan dari kolonialisme dan imperialism yang pada waktu itu sedang merajai di belahan dunia Timur.

    Masa kemerdekaan pun, konsep nasionalisme mengalami perubahan makna dari yang asli. Masa Orde Lama nasionalisme lebih menekankan kepada pengertian evolusi belum selesai yang berkaitan dengan tumbuhnya demokrasi terpimpin atau ke arah penguasaan tunggal. Pada masa orde baru di mana konsep nasionalisme untuk membangun bangsa itu lebih menekankan kepada stabilitas politik bangsa Indonesia, yang sangat tidak menghendaki komunisme. Nasionalisme yang lahir lebih bersifat kepada ideologi negara, di samping untuk membangun ekonomi bangsa menuju kesejahteraan masyarakat. Era reformasi nasionalisme ditujukan untuk memujudkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam nawa cita. Berbagai aspek nasionalisme dikaitkan dengan kecintaan terhadap Negara. Nasionalisme dewasa ini adalah nasionalisme yang dapat memadukan pengaruh global tanpa meninggalkan kearifan lokal.
JURNAL 14
  • Judul : Melihat Sejarah Indonesia Untuk Memupuk Sikap Kebangsaan Generasi Muda
  • Objek : Melihat Sejarah nasionalisme Indonesia
  • Metode : Kualitatif Deskriptif
  • Analisis : analisis ini menggunakan pengumpulan data tentang sikap kebangsaan generasi muda 
  • Kesimpulan : Nasionalisme merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena dengan nasionalisme yang tinggi sebuah bangsa dapat berdiri tegak dan memiliki sebuah jati diri yang kuat. Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh setiap elemen bangsa dalam setiap perjalanan bangsa tersebut, begitu pula dengan Indonesia. Indonesia memulai istilah nasionalisme jauh sebelum Indonesia terbentuk.

    Ketika membicarakan tentang sejarah nasionalisme Indonesia tentu kita tidak boleh melupakan salah satu pembentuk nasionalisme Indonesia yaitu orang-orang Indis. Dalam sejarah nasionalisme sering hanya dikaitkan dengan para tokoh-tokoh kemerdekaan saja, atau kita hanya memandang nasionalisme hanya terpaku pada sudut kecil yaitu tokoh. Padahal kalau kita kaji lebih jauh ternyata banyak factor yang akhirnya membentuk nasionalisme Indonesia. Seperti yang telah digambarkan di atas bahwa nasionalisme Indonesia tumbuh jauh sebelum Negara Indonesia tertentu, seperti “sumpah palapa” yang digelorakan oleh Maha Patih Gadjah Mada yang bertujuan untuk menyatukan nusantara, kemudian lahirnya nasionalisme Indis yang dilakukan oleh orang darah Eropa yang mengalami hibridasi dengan bangsa pribumi. Nasionalisme Indis tentu memberi peran penting bagi lahirnya Nasionalisme Indonesia, karena munculnya nasionalisme Indis merupakan bentuk dari penolakan dari adanya kolonialisme yang akhirnya melahirkan beberapa produk yang akhirnya membantu membentuk nasionalisme. 
JURNAL 15
  • Judul : Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Dalam Perspektif Sejarah
  • Objek : Nasionalisme dalam Kacamata Sejarah
  • Metode : Kualitatif Deskriptif
  • Analisis : Analisis Histografi
  • Kesimpulan : Meskipun demikian, kesadaran, sentimen dan nasionalisme kebangsaan itu tidak hanya dapat dikembangkan secara subjektif dan individu atau kelompok tertenu, namun dapat pula dikembangkan secara struktural, yaitu melalui kebijakan politik dan strategi politik. Dalam hal ini sangat terkait dengan kekuasaan, sebab politik itu sendiri terkait dengan kekuasaan, sedangkan kekuasaan selalu berurusan dengan pengendalian negara. Jika demikian halnya, munculnya gerakan nasionalisme baru seperti sekarang ini, dianggap terkait dengan kekuasaan dan politik. Oleh sebab itu, jika nasionalisme dalam kerangka nasional dikaitkan dengan nasionalisme dalam perspektif lokal atau bersifat kesukuan yang keluar dari kerangka nasional itu sendiri, oleh pemerintah pusat dan hukum yang berlaku dianggap sebagai gerakan “sprataisme” yang mencoba merongrong integrasi bangsa. Meski demikian, perlu pula dipahami bahwa gerakan yang dianggap sparatis itu kemunculannya lebih disebabkan oleh ketimpangan kekuasaan dan politik. Oleh sebab itu, baik nasionalisme, kekuasaan maupun politik haruslah ditempatkan dalam kerangka yang sejalan dengan kepentingan nasional, dan tetap dipandang sebagai suatu hal yang bersifat dinamis.

JURNAL 16
  • Judul : Nasionalisme Bangsa Dan Melunturnya Semangat Bela Negara
  • Objek : Nasionalisme
  • Metode : Kualitatif  Deskriptif
  • Analisis :  Heuristik, verifikasi dan dan interpretasi
  • Kesimpulan : Idealnya, nasionalisme terbentuk dari interaksi antar elemen di dalam suatu bangsa dan tanggapan bangsa itu terhadap lingkungan, sejarah, dan cita-citanya. Substansi nasionalisme Indonesia memiliki dua unsur; Pertama, kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk pensubordinasian, penjajahan, dan penindasan dari bumi Indonesia.

    Pendidikan adalah win win solution untuk menjaga nasionalisme bangsa, Generasi muda pada hakikatnya, adalah generasi pemula yang perlu mendapat bimbingan dan arahan oleh generasi sebelumnya. Jika pemimpin Indonesia tidak mampu memberikan tauladan kebaikan, maka berdampak hilangnya semangat nasionalisme. Untuk itulah perlu adanya perbaikan moral pemimpin bangsa. Rakyat harus dicerdaskan dengan tidak lagi memilih sembarang pemimpin dan harus mau memilah media sebagai tambahan ilmu dan informasi. 
JURNAL 17
  • Judul : Peran Pendidikan untuk Mengukuhkan Nasionalisme dan Membangun Karakter Bangsa
  • Objek : Edukasi Nasionalisme
  • Metode : Kualitatif Deskriptif
  • Analisis : Analisis ini menggunakan analisi deskriptif mengumpulkan data yang sebenarnya. 
  • Kesimpulan : Dalam konteks berbangsa, perbedaan suku, agama, ras, politik, dan soslal merupakan sebuah keniscayaan yang senantiasa ada. DI masa lalu, perbedaan ini dapat dinihllkan menglngat sebagai bangsa, kita memiliki nasionalisme yang menggebu terutama dalam kaltannya dalam upaya merebut kemerdekaan. Perlahan, semangat nasionalisme Inl mulai luntur dan sedikit demi sedikit dikalahkan oleh chauvislme sempit berlatar suku, agama, dan politik yang berujung pada konfllk. Hal inl tentu saja sangat kontra produktif dengan semangat untuk bersaing di era globallsasi yang meniscayakan penguatan persatuan seluruh elemen bangsa. Dalam kondisi semacam Inilah mengukuhkan nasionalisme menjadi kunci dalam membangun rekonsillasi di daerah konfllk,sekallgus perekat persatuan bangsa. Mengukuhkan nasionalisme pada dasarnya merupakan baglan penting darl proses membangun karakter bangsa yang diantaranya dllakukan melalul dunia pendidikan. Pendidikan karakter bangsa yang secara formal telah diakomodasi dalam sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah harus dapat mewujudkan komltmen kebangsaan terhadap Bhineka Tunggal Ika, NKRI, DUD 1945, Pancasila sekallgus kesadaran akan adanya perbedaan dalam unsur pembentuk bangsa. Adanya perbedaan Inl sekallgus menjadi pendorong optimisme persatuan bangsa.

JURNAL 18
  • Judul : Sejarah Nasionalisme Dunia Dan Indonesia
  • Objek : Nasionalisme indonesia dan dunia
  • Metode : Kualitatif Deskriptif
  • Analisis : Analisis Histografi
  • Kesimpulan : Dilihat dari sejarahnya, antara nasionalisme Barat dengan nasionalisme Indonesia dan pada umumnya di Asia Tenggara memiliki perbedaan. Jika nasionalisme di Barat faktor penyebabnya yaitu kekuasaan dan sistim yang menindas rakyatnya sendiri, sedangkan di Indonesia faktor penindasan terjadi dari bangsa lain yaitu pada masa penjajahan. 
JURNAL 19
  • Judul : Makna “Nasionalisme Negara- Bangsa” Melalui Teks Media The Meaning Of “Nationalism Of Nation-State” In Media Text
  • Objek : Nationalism Of Nation-State
  • Metode :  Kualitatif Deskriptif
  • Analisis : analisis Histografi
  • Kesimpulan : Nasionalisme, negara-bangsa hingga saat ini masih menjadi persoalan diskursif dan dinamis dalam konteks ke-Indonesia-an di aras akademik dan kalangan intelektual. Meski demikian, nasionalisme negara-bangsa memiliki peran strategis untuk mempertahankan makna nasionalisme sebagai identitas bangsa, yakni tersimbolisasinya makna ke-Indonesia-an. Namun demikian, seiring dengan rentang waktu dan dinamika, dalam perjalanannya pemaknaan “Nasionalisme Negara-bangsa” sering mengalami pasang surut. Banyak hal yang menjadi petanda dinamika pasang surutnya pemaknaan nasionalisme negara-bangsa. Pada perspektif ekonomi dan industri, muncul diskursus bahwa kebutuhan prakmatis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang dianggap dominan dikonotasikan menjadi pintu masuk untuk mendorong tercapainya kesejahteraan masyarakat, yang berujung pada terciptanya stabilitas keamanan ekonomi, untuk mempertahankan nasionalisme, negarabangsa. Sedangkan jika dilihat dari perspektif sosial politik, penandanya proses globalisasi dan penguatan komunitas lokal yang bercirikan otonomi daerah, mulai mengimbangi potensi kekuatan negara yang selama ini dianggap mendominasi.
JURNAL 20
  • Judul : Menanamkan Semangat Nasionalisme & Patriotisme Pada Generasi Muda Di Tengah Pluralisme
  • Objek : Generasi Muda
  • Metode : Analisis Perspektif dan Deskriptif
  • Analisis : Analisis ini mengunakan pandangan dan juga data sebagai acuan terhadap semangat masionalisme pada generasi muda.
  • Kesimpulan : Nilai-nilai universal hendaklah dibudayakan untuk generasi muda dalam masyarakat pluralistic. Untuk mensosialisasikan nilai universal tersebut, peran lembaga pendidikan sangat dibutuhkan. Lembaga pendidikan memiliki keunggulan dalam membentuk diri manusia atau kelompok dalam masyarakat majemuk. Krisis kewibawaan, keteladanan, kepanutan, dan kepercayaan sangat memengaruhi sosialisasi lembaga pendidikan agar berdaya guna untuk meredam kerawanan konflik dalam masyarakat plauralistik. Hal ini tidak terpisahkan dari refungsi seluruh masyarakat. Peran lembaga pendidikan perlu didukung agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik yaitu mensosialisasikan kepada anak bangsa pemilik masa depan, nilai-nilai universal yang melampaui nilai-nilai partikular kelompok- kelompok dalam masyarakat pluralistik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mitos, Metafora, dan Metonimi pada video musik "Wonderland Indonesia"

Pengalaman Estetis Terkait Lagu Dere - Kota