Tugas 2 - Kesimpulan dari Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita

Inovasi Dalam Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta

Kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukan dan sastra, tetapi pada aspek bentuknya. Seiring berkembangnya zaman, bentuk figur kayon di Surakarta ini mengalami perubahan dan muncul berbagai ragam bentuk. Awal kemunculan figur kayon itu pada tahun 1522 masehi/1443 tahun saka, yang diketahui pada sengkalan memet yang berbunyi ''Gendi Dadi Sucining Jagat'' yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Kemudian muncul bentuk baru figur kayon kedua yang diciptakan oleh ''Sri Susuhunan Paku Buwono 2'' dengan sengkalan memet ''Gapuro Limo Retuning Bumi'' pada tahun 1659 jawa/1739 masehi. Kemudian pada perkembangan bentuk figurnya, diketahui pada tahun 1856 masehi ada koleksi dari museum di Belanda, di mana bentuk figur kayon ini muncul isiannya dengan bentuk sakembaran harimau dan Banteng atau macam dan Banteng.

Rumusan Masalah:

1.Bagaimana inovasi bentuk figur kayon dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta?

2.Mengapa terjadi inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa gaya Surakarta?

3.Bagaimana nilai filosofis bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta ?

Kerangka Konseptual

1. Inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang dan isiannya.

(Menggunakan Pendekatan Seni Rupa dan Teori Ikonografi)

2. Inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya.

(Menggunakan Pendekatan Sosiologis dan Teori Dialektika)

3. Nilai filosofis figur kayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi.

(Menggunakan Pendekatan Antropologi, dan Teori Utama: Estetika Jawa, Teori pendukung: simbol, Estetika Paradoks)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang di lakukan oleh Dr. Pandu Pramudita menggunakan fenomenologi dengan fokus penelitian material figur khususnya adalah figur kayon gaya Surakarta yang didukung dengan data oral atau wawancara dari informan penelitian. 

1. Inovasi Ragam Bentuk Figur Kayon

    Terdapat 6 aspek inovasi ragam bentuk figur kayon

    1. Ragam Ukuran

    2. Ragam Raut Bidang

    3. Ragam Isian

    4. Ragam Tatahan

    5. Ragam Sunggingan

    6. Ragam Sunggingan Belakang

2. Dialektika Penciptaan Bentuk Figur Kayon 

1. Pengalaman Estetis dalam bentuk citra fisik yaitu seniman akan melihat persepsi kayon, persepsi gunungan, persepsi bentangan alam.

2. Pengalaman estetis dalam bentuk rasa yaitu keistimewaan bentuk dan nilai sakral. 

Obyektivasi bentuk figur kayon

Ada dua proses, yaitu proses kreatif yang berasal dari revitalisasi dan reinterpretasi dan proses artistik yaitu sketsa, tatah, dan sungging.

Internalisasi bentuk figur kayon 

dibagi menjadi 2, yaitu: 

1. Penggunaan figur kayon 

Sebagai pembuka pertunjukan, pembatas kelir, pengganti adegan, pembagi babak, penjelma objek, penunjuk tempat, penguat suasana, dan penutup pertunjukan.

2. Pentradisian bentuk kayon

Sosialisasi dan Re Eksternalisasi

3. Nilai Filosofis Bentuk Kayon

Nilai filosofis pada bentuk kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusai terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.

4. Kesimpulan

1. Inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya disebut dengan wanda kayon.

2. Seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman astistik sehingga memunculkan dialektika bentuk figur kayon.

3. Nilai filosofis pada bentuk kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusai terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Estetis Terkait Lagu Dere - Kota

Mitos, Metafora, dan Metonimi pada video musik "Wonderland Indonesia"

Review Jurnal